UJIAN DAN KARUNIA


Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: “Adapun manusia apabila Rabb-nya mengujinya lalu dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia berkata, “Rabb-ku telah memuliakanku .” Adapun bila Rabb-nya mengujinya lalu membatasi rezekinya maka dia berkata, “Rabb-ku menghinakanku.”(QS. 89 : 15-16).

Inilah yang terjadi pada kebanyakan manusia, jika Allah memuliakan dan mengaruniakan nikmat kepadanya, dengan enteng mereka berkata, “Ini adalah kemuliaan yang diberikan Allah kepada kami karena kami memang pantas menerimanya!”

Adapun firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

“Adapun bila Rabb-nya mengujinya lalu membatasi rezekinya…” (QS. 89 : 16).
“…maka dia berkata, “Rabb-ku menghinakanku.” (QS. 89 : 16).

Seolah-olah dia berkata, “Allah telah menzhalimiku dan menghinakanku sehingga tidak memberiku rezeki seperti yang diberikan kepada si fulan, tidak memuliakanku seperti Dia memuliakan si fulan.” Dia pun menjadi manusia yang tidak pernah bersyukur ketika senang, selalu bangga dengan dirinya dan selalu berkata, “Ini adalah hakku!”

Inilah tabiat umumnya manusia. Adapun orang mukmin tidak akan berbuat seperti itu. Seorang mukmin jika diberi kemuliaan dan kenikmatan dari Rabb-nya akan segera bersyukur dan menganggap bahwa semua ini diberikan karena rahmat dan kebaikan-Nya semata, sebenarnya limpahan karunia dapat berupa azab dibiarkan ia berdosa karena pilihan hidupnya yang selalu menentang Allah dan Rosul-Nya. Fir'aun pun memiliki harta lebih, Abu Jahal mereka para penguasa yang memusuhi para Nabi, karunia kehidupan bergelimang harta mereka bersifat sementara, Allah jadikan mereka tertipu oleh dunianya sehingga mereka tersesat, dan kesesatan itulah jalan yang mereka pilih sendiri. Apakah itu tersesat ?

Rosulullah SAW Bersabda “Kutinggalkan untuk kamu dua perkara, tidaklah kamu akan tersesat, yaitu Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya” (HR.Malik) 

Tidak ada kehidupan manusia yang tidak diatur didalam Qur'an Dan Sunnah. Kedua pusaka itulah Petunjuk hingga akhir zaman. Petunjuk dijalan yang lurus, yang selalu kita baca dalam Surah Al Fatihah setiap shalat. Kehidupan pada akhirnya hanyalah sebuah ujian, ujian yang paling besar dibanding semua ujian kehidupan dunia, karena menentukan kebahagiaan dan kesengsaraan abadi. Dimana selalu banyak tipu dayanya. karena perkara ini teramat serius bila kita meluangkan waktu untuk merenunginya secara mendalam (Ust Wandi -FB Tim )

No comments:

Post a Comment